Rabu, 20 November 2024
DESINFEKTAN
TABEL LEVEL KLORIN
PENGUKURAN TEST KIT atau ORP
JENIS DAN KUALITAS DESINFEKTAN
Note : Beberapa zat membutuhkan suhu minimum dan kelembaban tertentu untuk menjadi efektif (formaldehid : 20 oC, dan banyak zat lain 15 oC)
Senin, 27 Oktober 2014
Makin Sehat Berkat Air Kelapa
Sejak zaman dulu hingga sekarang, kelapa sudah banyak dimaksimalkan
manfaatnya, baik dari buah daging kelapa sampai air kelapa. Mulai untuk
sekedar penghilang dahaga saat plesir ke pantai, hingga memulihkan
kondisi tubuh usai keracunan. Lebih dari itu, air kelapa juga memiliki
manfaat lain.
Jauhkan dehidrasi
Teriknya matahari dan hembusan angin yang sepoi-sepoi, kerap membuat dehidrasi saat liburan ke pantai. Nggak perlu pikir panjang, kamu bisa langsung mencari buah kelapa. Elektrolit yang terkandung di dalam air kelapa bisa membantumu terhindar dari bahaya dehidrasi.
Memperbaiki sistem imun
Menurut dr. Endang Peddyawati, MS, SpGK., Ahli gizi klinik dari RSUP Persahabatan Jakarta, air kelapa memiliki kandungan asam laurat yang dapat berperan sebagai zat antibakteri, antivirus dan antijamur. Lewat manfaat kelapa, daya tahan tubuhmu dapat terjaga dengan lebih baik dan nggak mudah sakit.
Manfaat setara susu sapi
Nggak hanya sampai situ saja, air kelapa ini juga memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan susu sapi. Sering mengonsumsi air kelapa akan membuat energi yang terbentuk dalam tubuh lebih optimal. Stamina tubuhmu lebih kuat saat beraktivitas, sehingga kamu tidak mudah lelah saat bekerja atau beraktivitas sepanjang hari.
Menetralisir racun
Dilansir dari situs menshealth.co.id, Bbila ada teman atau kerabatmu yang mengalami keracunan, sajikan air kelapa untuknya. Air kelapa memiliki kandungan antidotum atau zat penawar racun yang dapat menetralisirkan racun yang tak sengaja masuk dalam tubuh. Reaksi yang akan terjadi adalah orang tersebut akan segera muntah pasca minum air kelapa. Ini terjadi lantaran racun masih ada dalam lambung, sehingga masih bisa dikeluarkan.
Nah, itu dia manfaat air kelapa yang bisa kamu peroleh jika rajin mengonsumsinya.
Jauhkan dehidrasi
Teriknya matahari dan hembusan angin yang sepoi-sepoi, kerap membuat dehidrasi saat liburan ke pantai. Nggak perlu pikir panjang, kamu bisa langsung mencari buah kelapa. Elektrolit yang terkandung di dalam air kelapa bisa membantumu terhindar dari bahaya dehidrasi.
Memperbaiki sistem imun
Menurut dr. Endang Peddyawati, MS, SpGK., Ahli gizi klinik dari RSUP Persahabatan Jakarta, air kelapa memiliki kandungan asam laurat yang dapat berperan sebagai zat antibakteri, antivirus dan antijamur. Lewat manfaat kelapa, daya tahan tubuhmu dapat terjaga dengan lebih baik dan nggak mudah sakit.
Manfaat setara susu sapi
Nggak hanya sampai situ saja, air kelapa ini juga memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan susu sapi. Sering mengonsumsi air kelapa akan membuat energi yang terbentuk dalam tubuh lebih optimal. Stamina tubuhmu lebih kuat saat beraktivitas, sehingga kamu tidak mudah lelah saat bekerja atau beraktivitas sepanjang hari.
Menetralisir racun
Dilansir dari situs menshealth.co.id, Bbila ada teman atau kerabatmu yang mengalami keracunan, sajikan air kelapa untuknya. Air kelapa memiliki kandungan antidotum atau zat penawar racun yang dapat menetralisirkan racun yang tak sengaja masuk dalam tubuh. Reaksi yang akan terjadi adalah orang tersebut akan segera muntah pasca minum air kelapa. Ini terjadi lantaran racun masih ada dalam lambung, sehingga masih bisa dikeluarkan.
Nah, itu dia manfaat air kelapa yang bisa kamu peroleh jika rajin mengonsumsinya.
Selasa, 21 Oktober 2014
PROSES PEMBUATAN KOMPOS DENGAN BIO STARTER “BMF BIOFAD” METODE BUDI MIX FARMING
Berkarya selagi muda adalah kunci utama meraih sukses. Setelah menempuh kuliah selama 3 tahun 5 bulan 29 hari gelar sarjana sudah kuperoleh. Penuh perjuangan memang. Ini adalah postinganku selanjutnya yaitu tentang: proses pembuatan kompos. Semoga bermanfaat. Amin.
Proses pembuatan kompos yang benar harus
dilakukan dibawah naungan.
·
Kotoran
ternak + limbah ditimbun dipetak I setinggi 40cm, selebar petak I dengan
taksiran berat 1 ton.
·
Ditaburi
BMF-BIOFAD 2 kg (untuk bahan kompos dari jerami atau limbah pertanian butuh 4 kg
BMF-BIOFAD) + 50 kg kapur Kalsit/Dolomite atau diganti dengan 100 kg abu
sekam/abu dapur.
·
Penumpukan
dilanjutkan hingga ketinggian 1 m atau lebih.
·
Setelah
20 hari dibalik ke petak II.
· Bahan
kompos kandungan airnya mulai turun hingga 50-60%, pH mulai naik menjadi 7-7,5.
· Selama
pembalikan disiram dengan larutan aktivator: 1 Ltr BMF-Bio Aktivator dan
ditaburi 2 kg Urea + 3 kg SP-36 untuk setiap ton bahan kompos serta disiram air
secukupnya.
· Proses
aerob disini berlangsung selama 15 hari. Selama dalam proses aerob di petak II
ini, untuk menghindari pembalikan tiap 5 hari sekali, maka timbunan kompos tersebut
diberi lubang dari atas dengan tugal sampai ke bawah.
·
Setelah
15 hari kompos dibalik di petak III.
SELAMAT
MENCOBA………Good Luck..!
Minggu, 30 Maret 2014
Ulang Tahun
Lama tk buka blog, jd kangen..
Tahun ini semoga menjadi tahun terindah, di hari ultah q bisa wisuda ke 134 di Universitas tercinta, meski tk ada keluarga yang akan hadir q tetap bersyukur..(www.hitori.com)
Tahun ini semoga menjadi tahun terindah, di hari ultah q bisa wisuda ke 134 di Universitas tercinta, meski tk ada keluarga yang akan hadir q tetap bersyukur..(www.hitori.com)
Senin, 26 Maret 2012
Body Condition Score (BCS)
1.
Pelajari konsep evaluasi induk pasca
menyapih anak dengan menggunakan Variable
Body Condition Score (BCS). Jelaskan hal-hal berikut:
1)
Konsep tentang BCS.
2)
Bagaimana cara mengukur dan menilai BCS
pada ternak sapi.
3)
Bagaimana cara memanfaatkan BCS dalam pengelolaan
induk sapi.
Ø Konsep tentang BCS pada
induk pasca penyapihan anak
Rancangan BCS menggambarkan kondisi
ternak yang berpengaruh terhadap kinerja
reproduksinya.
Persentase
anak sapi
yang layak
setiap tahun,
day open,
calving interval,
dan kekuatan
anak
saat lahir
semua
terkait erat dengan
kondisi tubuh
sapi
melahirkan anak sapi
selama
musim kawin.
Kondisi tubuh merupakan indikator
nilai yang sangat baik dari status nutrisi pada sapi. Bobot hidup ideal sapi
bervariasi sedangkan kondisi tubuh yang ideal untuk semua bangsa sapi sama
yaitu BCS 5-6. Kondisi tubuh dapat diukur di lapangan tanpa mengumpulkan atau eksploitasi
ternak. Kisaran nilai ternak yang sudah tua adalah 3 sampai 7 sepanjang tahun.
Seekor sapi diharapkan berada dalam kondisi tubuh yang optimal (BCS 5-7)
sebelum melahirkan. Induk mungkin kehilangan kondisi setelah melahirkan dan
mungkin sampai musim kawin. Keadaan induk harus bertambah berat badan sebagai
pendekatan sebelum menyapih (dengan asumsi pemberian hijauan yang memadai) dan meneruskan
pertumbuhan embrio serta kondisi tubuh yang dibutuhkan di akhir kebuntingan.
Kondisi
tubuh harus dievaluasi dan dicatat tiga kali setahun pada saat penyapihan,
60-90 hari sebelum melahirkan, dan pada melahirkan. Menempatkan nilai BCS pada
saat penyapihan ini, sapi dapat diurutkan untuk pemberian pakan yang tepat
sasaran untuk mencapai BCS 5-7 pada masing-masing sapi. Penilaian sapi 60-90
hari sebelum melahirkan dimungkinkan untuk mengevaluasi kekurangan nutrisi
sebelum kelahiran dengan pemberian pakan darurat jika diperlukan. Meskipun
kondisi tubuh harus dievaluasi pada waktu melahirkan, mungkin sulit untuk
meningkatkan kondisi tubuh karena masa laktasi memerlukan konsumsi sebagian
besar energi. Jika kondisi pada saat melahirkan ringan, sapi mungkin dapat mencapai
nilai BCS 5-6 pada waktu pemeliharaan, akan tetapi ini tidak mungkin terjadi
ketika cuaca dingin atau tingginya kualitas pakan terbatas.
Berdasarkan
penelitian menunjukkan bahwa kondisi tubuh sapi terkait dengan aspek kritis
banyak produksi seperti tingkat konsepsi, massa estrus, jarak kelahiran, dan
laktasi. Ketika sapi sangat kurus (BCS <4), reproduktifnya tidak hanya tidak
efisien, tetapi mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan. Sapi BCS 1
berada dalam situasi yang mengancam kondisinya dan memerlukan perhatian intensif,
sedangkan pada BCS 8-9 adalah yang paling mahal untuk mempertahankan. Sapi yang
kurus dan kegemukan akan mengalami masalah kesulitan saat melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa
kondisi tubuh
sapi
berpengaruh
pada masa
estrus
pertama setelah
melahirkan
dan
interval kelahiran.
Seekor sapi
bunting, dalam waktu
82
hari
sebelum kelahiran
anak
untuk menjaga
interval
kelahirannya dalam setahun. Fungsi calving interval
meliputi
aspek
reproduksi,
termasuk tingkat konsepsi
dan
persentase siklus kelahiran.
Tanpa
siklus kelahiran tidak ada kebuntingan,
yang memperpanjang
jarak kelahiran
dan
dampak negatif.
Ø Cara mengukur dan
menilai BCS pada ternak sapi.
Sistem penilaian yang umum telah dikembangkan untuk
memperkirakan rata-rata kondisi tubuh sapi dalam populasi. Sistem penilaian ini
menyediakan skor relatif berdasarkan evaluasi timbunan lemak dalam hubungannya
dengan fitur kerangka. Kondisi tubuh untuk sistem penilaian yang paling banyak
digunakan untuk sapi memberikan skor dari 1 (kurus dan hampir tidak ada lemak)
sampai 9 (berlebihan lemak). Penilaian 1-3 adalah kurus, nomor 4
tergolong perbatasan, 5-6 yaitu optimal,
sedangkan 7-9 adalah gemuk.
1. Kurus parah;
kelaparan dan lemah, tidak ada lemak terdeteksi di
punggung, pinggul atau tulang
rusuk; tailhead dan individual
tulang rusuk terlihat mencolok; semua struktur rangka terlihat
tajam dan biasanya ternak terserang penyakit. Dalam sistem
produksi normal ternak di BCS ini jarang terjadi.
2. Kurus;
mirip dengan BCS 1,
tapi tidak lemah; jaringan otot
sedikit terlihat; tailhead dan iga kurang
menonjol.
3. Sangat kurus;
tidak ada lemak diatas tulang rusuk
atau di punggung; tulang punggung mudah terlihat, sedikit peningkatan dalam otot lebih dari BCS.
4. Perbatasan;
rusuk individu terlihat
kurang tertutup lemak secara keseluruhan; otot meningkat
melalui bahu dan kaki belakangnya,
pinggul dan tulang punggung terlihat
sedikit membulat dibandingkan penampilan tajam BCS
3.
5. Sedang;
lemak yang menutupi tulang rusuk
meningkat, tulang rusuk umumnya
hanya dibedakan 12 dan 13 secara
individual, tailhead penuh
tapi tidak bulat.
6. Baik;
tulang rusuk belakang dan tailhead
terlihat agak bulat dan ketika diraba sedikit
penumpukan lemak pada punggung.
7. Gemuk;
munculnya daging dan lemak dan ke belakang tailhead, dan punggung; tulang rusuk tidak
terlihat; daerah vulva dan
rektum eksternal mengandung
timbunan lemak sedang; pada ambing sedikit berlemak.
8. Sangat gemuk;
kuadrat penampilan karena kelebihan lemak di punggung, tailhead, dan bagian
belakangnya; penumpukan lemak ekstrim
di punggung dan seluruh tulang rusuk; lemak yang berlebihan di sekitar vulva dan rektum; mobilitas
dalam ambing mungkin mulai
dibatasi.
9. Obesitas;
mirip dengan BCS 8,
tetapi untuk tingkat yang lebih besar
mayoritas lemak disimpan pada ambing yang terbatas efektifitas laktasi.
Dalam
sistem produksi normal ternak di BCS ini
jarang terjadi.
Ø Cara memanfaatkan BCS
dalam pengelolaan induk sapi.
Program Nutrisi Menggunakan BCS
Karena biaya pakan membentuk sekitar
60% dari biaya operasional, program pemberian pakan yang berbeda dapat
digunakan untuk mencapai kinerja reproduksi terbaik tanpa biaya tinggi. Memilih
musim kelahiran yang paling kompatibel dengan program hijauan adalah langkah
awal dalam memaksimalkan kondisi sapi dan reproduksi. Mengetahui perubahan yang
terjadi pada berat badan dan kondisi yang normal dalam siklus produksi sapi.
Memelihara
dan memberi pakan
sapi
untuk mencapai
BCS
dalam kisaran
sedang atau
optimal
(BCS
5-7)
memungkinkan
sapi
untuk mencapai
kinerja
reproduksi
yang maksimum sementara
biaya
pakan
tambahan
yang diadakan agar
minimum. Secara ekonomis
untuk melengkapi
nutrien seluruh
populasi
jika
hanya setengah yang merespon lebih baik,
maka perlu pemisahan sapi
berdasarkan
BCS
dan
memberi mereka pakan
yang sesuai
adalah strategi
manajerial yang baik.
Hal ini harus dilakukan
segera
setelah penyapihan
untuk memungkinkan
2 sampai 5
bulan
sebelum
pemberian pakan diprioritaskan untuk melahirkan.
Mengevaluasi Induk Sapi Menggunakan
BCS
BCS harus digunakan untuk mencapai
kondisi tubuh yang optimal pada saat melahirkan. Hal ini akan memaksimalkan
efisiensi reproduksi dan ekonomi secara keseluruhan pada populasi. Banyak
faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh yang berubah sepanjang tahun.
Setelah kelahiran, persyaratan nutrisi yang tinggi untuk laktasi untuk memelihara
atau meningkatkan kondisi tubuh selama 60 hari pertama periode menyusui hampir
mustahil. Umumnya sapi akan kehilangan satu level selama periode ini. Selain
pemeliharaan dan tuntutan laktasi, sapi harus mempersiapkan diri untuk perkawinan
selanjutnya. Sapi dewasa berbagai macam breed harus di BCS 5 atau lebih besar
pada kelahiran untuk mencapai fungsi reproduksi yang memadai dengan musim kawin
berikutnya. BCS di bawah 5 pada sapi dewasa mempengaruhi fungsional reproduksi
dan massa estrus pertama.
Pertumbuhan Kompensasi (Compensatory Growth)
1.
Perbedaan antara ternak yang
mengalami pertumbuhan kompensasi sebelum dan sesudah
dewasa tubuh.
Jika
pertumbuhan jatuh di bawah potensi genetik, pertumbuhan dapat dipercepat dengan
suplai pakan yang baik dan kontinyuitas untuk mengejar pertumbuhan yang jatuh,
hal ini disebut sebagai pertumbuhan kompensasi. Pertumbuhan kompensasi adalah pertumbuhan dipercepat dari suatu organisme setelah masa pertumbuhan melambat, terutama sebagai akibat dari kekurangan nutrisi. Disebut juga sebagai pertumbuhan pemulihan/rehabilitasi,
mengejar pertumbuhan, pertumbuhan lompatan. Hal ini
dimungkinkan untuk tingkat pertumbuhan kompensasi yang tinggi untuk menghasilkan
kompensasi, dimana organisme melebihi berat
badan normal dan sering memiliki
penumpukan lemak yang berlebihan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kompensasi menurut Wilson dan Osbourn
(1960) ada 6 faktor yaitu:
1) Alami
dari terbatasnya pakan.
2) Derajat
kekurangan nutrisi.
3) Lamanya
periode kekurangan nutrisi.
4) Tahap
pembangunan tubuh pada awal kekurangan nutrisi.
5) Tingkat
nisbi kedewasaan.
6) Ketersediaan
pakan.
Secara umum yang mempengaruhi
pertumbuhan kompensasi terbagi atas 2 faktor:
1)
Faktor ternak
Ø Derajat
kematangan pada awal kekurangan nutrisi.
Ø Proporsional
bobot badan dari depot adiposa pada awal kekurangan nutrisi.
Ø Genotip.
Ø Jenis
kelamin.
Ø Perubahan
di dalam tingkat metabolisme.
2)
Faktor nutrisi
Ø Keparahan
kekurangan nutrisi yang dibutuhkan sebagai pemeliharaan dari asupan pakan
harian.
Ø Lamanya
kekurangan nutrisi.
Ø Berat
jenis pakan selama kekurangan nutrisi.
Ø Asupan
pakan selama pemulihan.
Faktor
ternak
Bukti yang tersedia
tidak ada yang menunjukkan efek terbaik maupun yang lebih buruk pada ternak
yang dibatasi pada awal kehidupan. Hanya sedikit bukti yang mendukung bahwa
ukuran kematangan pada awal pembatasan pertumbuhan merupakan bagian untuk
memainkan peranan pertumbuhan kompensasi, meskipun demikian tidak
memperlihatkan juga bahwa ternak yang lebih muda lebih sulit untuk menunjukkan
pertumbuhan kompensasi. Tingkat kompensasi dieksprisikan sebagai
rasio/perbandingan pertambahan bobot hidup dari sebelumnya serta kontrol
terhadap pertambahan bobot hidup.
Indikasi perbedaan
genotip di dalam spesies sedikit informasinya untuk menyimpulkan tercapainya
pertumbuhan kompensasi. Ada beberapa bukti bahwa ternak jantan dibandingkan
betina mempunyai kecenderungan lebih besar menunjukkan pertumbuhan kompensasi.
Betina di luar tahap pubertas mempunyai siklus estrus
dapat mengubah keadaan hormonal yang terkait perilaku mood
sehingga berpengaruh pada pert-
tumbuhan yang sudah dibangun.
Faktor
nutrisi
Pembatasan pertumbuhan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori (Wilson dan Osbourn, 1960) yaitu pembatasan
berat menghasilkan kehilangan bobot hidup, pembatasan menghasilkan pemeliharaan
bobot hidup konstan, pembatasan ringan kemungkinan kecil tetapi di bawah normal
meningkatkan bobot hidup. Pembatasan sebelum umur 6 bulan menunjukkan
terbatasnya pertumbuhan kompensasi, sementara pembatasan setelah umur 6 bulan
menunjukkan pertumbuhan kompensasi yang proporsional terhadap derajat
pembatasan. Periode pembatasan pertumbuhan yang sangat lama mungkin akan
menghalangi kemampuan pertumbuhan kompensasi. Faktor penghambat pertumbuhan
biasanya karena
kekurangan jumlah nutrisi dalam ransum dari keseluruhan
semua nutrien ransum seimbang.
Komponen
Pertumbuhan kompensasi
Ada
2 komponen pertumbuhan kompensasi yaitu jaringan karkas dan jaringan non
karkas. Jika pertumbuhan ditingkatkan pada jaringan karkas akan
memberikan pertambahan bobot hidup, jaringan non karkas juga memberikan
kontribusi yang sama dalam pertambahan bobot hidup. Dalam pertumbuhan
kompensasi, kebanyakan lebih memperhitungkan alasan ekonomis dari pada
perubahan bobot hidup yang sederhana atau stabil karena rasio bobot dan
komposisi karkas memainkan peranan penting di dalam pertumbuhan kompensasi
tersebut. Dengan pertumbuhan kompensasi ini perubahan jaringan karkas dan non
karkas sangat penting untuk integritas dan pembangunan pertumbuhan agar normal
kembali akibat kekurangan nutrisi berpedoman pada umur atau bobot hidup.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan sapi dipengaruhi oleh
interaksi lama penggemukan dan pertumbuhan kompensasi. Pengaruh pertumbuhan
kompensasi yaitu menaikkan jaringan tubuh, meningkatkan isi perut, membutuhkan
perawatan yang rendah, efisiensi penggunaan pakan, nilai energinya diubah untuk
peningkatan nafsu makan, sedangkan konversi pakan lebih dipengaruhi oleh
pertumbuhan kompensasi. Pertumbuhan kompensasi dapat meningkatkan perputaran
protein dan dengan demikian potensi
proteolitik pada saat penyembelihan,
yang mengarah ke tingkat lebih cepat
pelunakan daging.
Pengaruh
Pertumbuhan Kompensasi
Pertumbuhan
kompensasi memperlihatkan adanya pengaruh terhadap kurva pertumbuhan dan dalam
efisiensi pemberian pakan. Dibawah ini adalah dampak positif serta negatif dari
pertumbuhan kompensasi:
Positif:
Ø Kecepatan tumbuh jauh lebih besar dari sebelumnya.
Ø Pertumbuhan
dipamerkan oleh ternak setelah melalui masa stress nutrisi.
Ø Laju
kurva pertumbuhan meningkat tajam.
Ø Dapat digunakan untuk strategi pengemukan
.
Ø Peningkatan
konsumsi pakan selama rehabilitasi memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pertumbuhan.
Negatif:
Ø Memungkinkan
lebih banyak protein makanan dan energi untuk pertumbuhan jaringan besar
daripada metabolisme basal.
Ø Metabolisme
basal yang rendah selama pembatasan nutrisi karena penurunan berat badan
viseral.
Ø Keparahan
pembatasan nutrisi pada tahap kurva pertumbuhan di mana pembatasan berlangsung
dapat mempengaruhi bagaimana banyak
pertumbuhan kompensasi terjadi.
Ø Pembatasan
nutrisi pada awal pertumbuhan dapat mengakibatkan efek jangka panjang jaringan tulang dan jaringan lemak
tubuh.
Ø Dapat
mengakibatkan pengerdilan permanen hewan dengan ukuran
tubuh lebih kecil saat dewasa.
Langganan:
Postingan (Atom)