irasshaimase

Welcome to my blog
irasshai.....boku no blog ni otanoshii mi ni.............

Ningen no kotoba machigai koto ga aru, jibun no kotoba makenai youna...........

Senin, 26 Maret 2012

MERANCANG PENENTUAN BAKALAN SAPI POTONG


Pemilihan Bakalan sapi haruslah disesuaikan dengan tujuaan usaha peternakan  yang akan dilaksanakan. Indukan/bakalan yang akan dipilih haruslah memiliki kriteria dasar antara lain ras/ bangsa, genetis dan karakteristik masing-masing sapi. Sapi mempunyai sifat baik dan sifat buruk saat pemeliharaan, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya tipe sapi, habitat asalnya, kemampuan adaptasi, kesehatan, bentuk tubuh, pertambahan bobot badan, kemampuan menghasilkan anak dan sebagainya. Calon bakalan untuk pembibitan (induk-anak) yang dipilih yaitu sapi Simmental yang cukup favorit.   
Sapi Simmental berasal dari lembah Simme di Switzerland. Merupakan sapi tipe triguna (pedaging, perah, dan pekerja), sangat populer di Eropa dan dominan di Perancis Timur, Jerman Selatan, Cekoslowakia serta Hongaria. Pertumbuhan ototnya sangat baik dan tidak banyak terdapat timbunan lemak di bawah kulit. Warna bulu umumnya krem kecoklatan hingga sedikit merah dan warna bulu pada muka putih, warna dari lutut ke bawah dan ujung ekor juga berwarna putih. Tanduknya tidak begitu besar, berat sapih anaknya tinggi, pertambahan bobot badan harian (PBBH) setelah sapih tinggi, Kesulitan lahir tidak sering terdapat seperti pada umumnya Charolais dan Mane-Anjou. Produksi susu tinggi yaitu rata-rata 3.900 Kg per laktasi dengan persentase lemak susu sebesar 4%. Bobot badan jantan dewasa mencapai 1.150 Kg dan bobot badan betina dewasa mencapai 800 Kg. Pemilihan bakalan secara umum yaitu umurnya lebih dari 2,5 tahun (minimal gigi tetap 2 pasang), kurus tapi sehat, tulang rangka besar, serta penilaian (jugding) bentuk guna mendapatkan bakalan dengan nilai di atas rata-rata.
Daya guna yang luas (triguna) sehingga cocok usaha peternakan dan untuk perbaikan mutu sapi di Indonesia. Sapi simmental merupakan sapi subtropis tetapi dapat tumbuh di daerah tropis meski terdapat beberapa kendala, memproduksi susu banyak, produksi lemak bagus, bobot pasca sapih dan daya hidup pedet tinggi, jinak serta memiliki karkas yang berkualitas baik juga bagus untuk penggemukan disamping pembibitan (induk-anak). Gambaran keunggulan sapi simmental (Darmono, 2000) dibanding bangsa lainnya terlihat derat anak sapi umur 200 hari yang dipelihara ditempat ketinggian yang berbeda yaitu mencapai 232 Kg di dataran rendah, 222 Kg di dataran tinggi, dan 198 Kg. Pertambahan BB dan berat akhir pada perkawinan silang sapi Hereford dengan simmental dibandingkan sapi lainnya menunjukkan hasil yang baik yaitu +15,6% dari pertambahan berat normal 0,8 Kg per hari dan +11,8% dari berat potong 452 Kg. Pertambahan BB dan berat akhir pada perkawinan silang sapi FH (Friesian Holstein) dengan simmental yaitu +8,9% pertambahan berat normal 0,8 Kg per hari serta +5,4% dari berat potong 495 Kg. Disamping kelebihan sapi Simental juga terdapat kekurangan  yaitu tidak tahan cuaca panas, tidak tahan terhadap gigitan kutu, dan tidak produktif dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Apapun tujuan peternakan sapi baik pedaging, perah ataupun tenaga kerja pasti pada akhirnya berujung pada untuk pemenuhan kebutuhan daging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Budayakan Komentar