Pemilihan
Bakalan sapi haruslah disesuaikan dengan tujuaan usaha peternakan yang akan dilaksanakan. Indukan/bakalan yang
akan dipilih haruslah memiliki kriteria dasar antara lain ras/ bangsa, genetis dan
karakteristik masing-masing sapi. Sapi mempunyai sifat baik dan sifat buruk
saat pemeliharaan, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya tipe
sapi, habitat asalnya, kemampuan adaptasi, kesehatan, bentuk tubuh, pertambahan
bobot badan, kemampuan menghasilkan anak dan sebagainya. Calon bakalan untuk
pembibitan (induk-anak) yang dipilih yaitu sapi Simmental yang cukup favorit.
Sapi Simmental berasal dari lembah
Simme di Switzerland. Merupakan sapi tipe triguna (pedaging, perah, dan
pekerja), sangat populer di Eropa dan dominan di Perancis Timur, Jerman
Selatan, Cekoslowakia serta Hongaria. Pertumbuhan ototnya sangat baik dan tidak
banyak terdapat timbunan lemak di bawah kulit. Warna bulu umumnya krem
kecoklatan hingga sedikit merah dan warna bulu pada muka putih, warna dari
lutut ke bawah dan ujung ekor juga berwarna putih. Tanduknya tidak begitu
besar, berat sapih anaknya tinggi, pertambahan bobot badan harian (PBBH)
setelah sapih tinggi, Kesulitan lahir tidak sering terdapat seperti pada
umumnya Charolais dan Mane-Anjou. Produksi susu tinggi yaitu rata-rata 3.900 Kg
per laktasi dengan persentase lemak susu sebesar 4%. Bobot badan jantan dewasa
mencapai 1.150 Kg dan bobot badan betina dewasa mencapai 800 Kg. Pemilihan
bakalan secara umum yaitu umurnya lebih dari 2,5 tahun (minimal gigi tetap 2
pasang), kurus tapi sehat, tulang rangka besar, serta penilaian (jugding) bentuk
guna mendapatkan bakalan dengan nilai di atas rata-rata.
Daya guna yang luas (triguna)
sehingga cocok usaha peternakan dan untuk perbaikan mutu sapi di Indonesia.
Sapi simmental merupakan sapi subtropis tetapi dapat tumbuh di daerah tropis
meski terdapat beberapa kendala, memproduksi susu banyak, produksi lemak bagus,
bobot pasca sapih dan daya hidup pedet tinggi, jinak serta memiliki karkas yang
berkualitas baik juga bagus untuk penggemukan disamping pembibitan (induk-anak).
Gambaran keunggulan sapi simmental (Darmono, 2000) dibanding bangsa lainnya
terlihat derat anak sapi umur 200 hari yang dipelihara ditempat ketinggian yang
berbeda yaitu mencapai 232 Kg di dataran rendah, 222 Kg di dataran tinggi, dan
198 Kg. Pertambahan BB dan berat akhir pada perkawinan silang sapi Hereford
dengan simmental dibandingkan sapi lainnya menunjukkan hasil yang baik yaitu
+15,6% dari pertambahan berat normal 0,8 Kg per hari dan +11,8% dari berat
potong 452 Kg. Pertambahan BB dan berat akhir pada perkawinan silang sapi FH
(Friesian Holstein) dengan simmental yaitu +8,9% pertambahan berat normal 0,8
Kg per hari serta +5,4% dari berat potong 495 Kg. Disamping kelebihan sapi
Simental juga terdapat kekurangan yaitu
tidak tahan cuaca panas, tidak tahan terhadap gigitan kutu, dan tidak produktif
dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Apapun tujuan peternakan sapi baik
pedaging, perah ataupun tenaga kerja pasti pada akhirnya berujung pada untuk
pemenuhan kebutuhan daging.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo Budayakan Komentar